Senin, 28 November 2011

Kehidupan kota

pikiranku kali ini, sebuah kehidupan yang sangat jauh berbeda antara kota dengan desa yaa ndeso lah bahasa gawulnya. pekan kemaren kita melewatkan moment idul adha 1432 H, para mahasiswa, ataupun para pegiat perkotaan yang sejatinya kelahiran kampung juga, sudah menjadi kebiasaan dan santapan mereka yaitu tradisi pulkam alias pulang kampung, begitu juga diriku, setelah menapaki perjalanan sekitar 3jam lebih sampai juga di hulu sungai selatan. kampung halamanku walau aku tak dilahirkan disana, tapi dari sanalah aku dibesarkan. moment idul adha di kampungku biasa diisi dengan penyembelihan hewan qurban, yang dibagikan kepada masyarakat komplek dan warga sekitar. dan otomatis para warga pun berbondong untuk bahu-membahu saling membantu, ada yang mengukur berat daging, memotong ini, memotong itu, dan tak luput juga para ibu-ibu yang memasak daging-daging tersebut untuk nanti makan-makan atau tasyakuran satu kampung lah. dan hebatnya di tempatku ini, para pejabat-pejabat pun juga turun tangan ikutan bergotong royong, yaah maklum lah karena warga-warga disini kebanyakan dari para pegawai-pegawai dan bisa dihitung mungkin mereka yang bekerja sebagai pedagang maupun petani. dan itu tentang kebersamaan. ketika kita sholat di mesjid di kampung gitu, yaahhh seperti biasa setelah duduk sebentar di atas sajadah maka yang duduk itupun selalu memberikan tangan tuk saling berjabat tangan sekalipun tak kenal sama sekali, sepertinya itu begitu indah. hemmm sedangkan di kotaa, sangat jarang terlihat, bukankah hal itu sunnat hukumnya. yaahhh tak apalah memang tak akan pernah sama kota dan desa. kehidupan kota itu keras, kalau tak hati-hati dan waspada maka kau akan jadi korban, sedangkan ku di desa, wuihhhh tenangnyaa ademmmm boyy....cuman entah kenapa seandainya disuruh milih antara hidup di kota ama di desa, ku lebih memilih hidup di kotaa.....hehe gak tau kenapa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar